MALIOBORO
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt2hQBvg28MRXw3HuRQBngkaV3bplB1JIXjx_lioTHRnIMBpRQ-at0S3LNCZRgDwakTdn_pa09cNhgBkRGALEqbKfo4r2zZf1gBohN7PFpbEfxAesHgY9iqNEJVSgitwiCzpOcOTYPql4/s320/malioboro.jpg)
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta,Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantonim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
Saat ini, Jalan Malioboro tampak lebih lebar karena tempat parkir
yang ada di pinggir jalan sudah dipindahkan ke kawasan parkir Abu Bakar
Ali. Karena Kedepanya Malioboro Akan Menjadi Semi Pedestria. Malioboro menjadi salah satu destinasi yang wajib wisatawan kunjungi saat berada di Yogyakarta, karena malioboro juga menjadi pusat oleh-oleh wisatawan.
Sejarah
Jalan Malioboro pada malam hari
Jalan itu selama bertahun-tahun dua arah, namun pada tahun 1980-an
menjadi satu jalan saja, dari jalur kereta api (di mana ia memulai) ke
selatan - ke pasar Beringharjo, di mana ia berakhir. Hotel terbesar,
tertua di Belanda,
Hotel Garuda, terletak di ujung utara jalan, di sisi timur yang
berdekatan dengan jalur kereta api. Ini memiliki bekas kompleks Perdana
Menteri Belanda, kepatihan, di sisi timur.
Selama bertahun-tahun pada tahun 1980-an dan kemudian, sebuah
iklan rokok ditempatkan di bangunan pertama di sebelah selatan jalur
kereta api - atau secara efektif bangunan terakhir di Malioboro, yang
mengiklankan rokok Marlboro
tidak diragukan lagi menarik bagi penduduk setempat dan orang asing
yang akan melihat kata-kata dengan Nama jalan dengan produk asing sedang
diiklankan.
Tidak sampai ke tembok atau halamanKeraton Yogyakarta
karena Malioboro berhenti bersebelahan dengan pasar Beringharjo yang
sangat besar (di sisi timur juga). Dari titik ini nama jalan berubah
menjadi Jalan Ahmad Yani (Jalan Ahmad Yani) dan memiliki bekas kediaman
Gubernur di sisi barat, dan Benteng Vredeburg Belanda tua di sisi timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar